Promo hemat sampai 25% untuk berlangganan 1 tahun pertama EMR Advomed

EMR untuk Klinik Umum vs. Klinik Spesialis: Apa Bedanya?

Jangan salah pilih! Ini perbedaan EMR klinik umum vs klinik spesialis berdasarkan kebutuhan, fungsionalitas, alur kerja, hingga biayanya.

EDUKASI

6/30/20253 min read

Memilih electronic medical record (EMR) yang tepat adalah keputusan krusial bagi setiap klinik kesehatan. Namun, apakah kebutuhan EMR klinik umum sama dengan klinik spesialis? Jawabannya jelas tidak. Memang tujuan dasar EMR tetaplah sama bagi kedua klinik, yaitu mendokumentasikan rekam medis pasien secara digital.

Namun, perbedaan alur kerja, fokus diagnosis, dan kebutuhan fungsional membuat pemilihan EMR lebih kompleks bagi klinik spesialis. Memahami perbedaan ini bukan hanya soal fitur, tapi juga efisiensi operasional, akurasi data, dan pada akhirnya kualitas pelayanan pasien. Mari kita bahas lebih dalam lagi perbedaaan EMR klinik umum dan klinik spesialis ini.

Perbedaan EMR Klinik Berdasarkan Kebutuhan dan Fungsionalitas

Pertama, kita lihat dulu kebutuhan klinik umum. Di klinik umum, pasien yang datang memiliki berbagai keluhan, mulai dari batuk, demam, luka ringan, flu, diabetes, nyeri kepala, sesak napas, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, EMR klinik umum dirancang untuk menangani spektrum kondisi kesehatan yang luas dan beragam tersebut. Fungsionalitas EMR klinik umum harus dapat mengakomodir modul pendaftaran dan penjadwalan yang sederhana, daftar ketersediaan obat umum, dan manajemen billing dasar.

Berbeda lagi halnya dengan EMR klinik spesialis. EMR untuk klinik spesialis harus memiliki fokus yang spesifik. Tujuannya agar rekam medis elektronik mampu mendukung detail pencatatan diagnosis, prosedur, dan penanganan kondisi khusus pasien.

Fungsionalitas EMR klinik spesialis setidaknya mendukung modul pendaftaran dan penjadwalan, template SOAP yang detail per diagnosis, tracking komplikasi khusus, modul pencitraan yang terintegrasi, hingga basis data berdasarkan spesialisasi.

Perbedaan dalam Alur Kerja (Workflow)

EMR yang bagus harus selaras dengan proses kerja yang ada di klinik. Nah, alur kerja klinik umum cukup berbeda dengan klinik spesialis. Itulah sebabnya, EMR harus menyesuaikan dengan alur kerja masing-masing jenis klinik tersebut.

Di klinik umum, alur kerjanya cenderung linier dan berulang. Fokus klinik umum adalah efisiensi penanganan kasus pasien yang banyak dan beragam. Jadi, EMR harus mempercepat dan mempermudah entri data, penelusuran riwayat pasien, hingga follow-up yang efektif untuk kondisi umum.

Sementara itu, di klinik spesialis alur kerjanya lebih kompleks dan berlapis. Sebabnya, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh dokter spesialis, seperti konsultasi awal, rujukan pemeriksaan diagnostik khusus, tindak lanjut jangka panjang, atau koordinasi dengan dokter spesialis lainnya (jika ada komplikasi).

EMR di klinik spesialis spesifik mendukung workflow yang bercabang ini. Jadi, EMR mempermudah dokter spesialis melakukan pencatatan detail pada setiap tahap dan memfasilitasi kolaborasi multidisiplin.

Biaya

Dari segi biaya, EMR klinik umum cenderung lebih terjangkau karena fiturnya standar dan cakupannya luas. Implementasinya juga relatif lebih cepat.

Sedangkan, EMR klinik spesialis memerlukan investasi yang lebih tinggi. Pasalnya, untuk mengakomodir data yang kompleks perlu dilakukan kustomisasi, integrasi perangkat khusus, dan fitur lain yang spesifik.

Mengapa Memahami Perbedaan Ini Penting?

Hasil penelitian di Universitas Vanderbilt Nashville menunjukan tingkat kepuasan pasien, efisiensi kerja, hingga proses kerja semakin baik berkat adanya rekam medis elektronik. Itulah sebabnya Anda harus memastikan pemilihan EMR yang sesuai untuk investasi jangka panjang.

Jika salah pilih, Anda bisa saja menghadapi berbagai masalah. Kesalahan implementasi EMR yang umum terjadi adalah ketidaksesuaian fitur dengan kebutuhan klinik.

EMR untuk klinik umum tidak akan memadai untuk kebutuhan detail klinik spesialis. Akibatnya, mungkin terjadi pencatatan berulang secara manual dan inefisiensi. Sebaliknya, EMR klinik spesialis yang terlalu kompleks justru akan membebani klinik umum dengan fitur-fitur yang tidak relevan.

Kustomisasi yang berlebihan pada EMR klinik umum juga merupakan pemborosan anggaran dan waktu. Dengan biaya mahal, fitur tidak terpakai. Staf klinik juga jadi membuang waktu untuk mempelajari fitur EMR yang sejatinya belum diperlukan.

Di klinik spesialis, jika fitur EMR kurang lengkap, maka akan berpengaruh pada keakuratan dokumentasi data pasien. Hal ini berpengaruh pada diagnosis dan perawatan jangka panjang. Pada akhirnya, dampak ketika salah pilih EMR adalah kualitas pelayanan yang tidak efisien.

Konsultasikan Kebutuhan EMR Klinik Anda

Itulah beberapa perbedaan antara EMR klinik umum dengan klinik spesialis. Pemahaman pada perbedaan keduanya akan membantu Anda dalam menentukan EMR yang paling sesuai untuk kebutuhan klinik.

Jika masih bingung, konsultasikan kebutuhan klinik Anda pada tim Advomed yang punya solusi EMR terbaik! Advomed EMR merupakan Sistem Informasi Manajemen Klinik (SIMK) berbasis cloud yang didukung modul lengkap dan terintegrasi.

Berikut ini keunggulan dari Advomed EMR:

  • Fitur-fiturnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan klinik umum maupun klinik spesialis.

  • Tampilan user-friendly sehingga mudah digunakan oleh staf klinik.

  • Sistem keamanan canggih dan sudah sesuai standar regulasi Kemenkes.

  • Dukungan teknis 24/7 dari Tim Advomed melalui WhatsApp group atau video conference.

  • Web mobile by Cekcepat.

  • Biaya terjangkau dengan skala yang fleksibel.

Yuk, jadwalkan demo gratisnya sekarang dan temukan mengapa Advomed EMR adalah mitra digital terbaik untuk klinik Anda.

Ingin penawaran khusus dengan harga spesial? Cukup klik tombol WhatsApp di bawah ini untuk terhubung dengan tim kami. Mulai perjalanan digitalisasi klinik Anda dengan lebih mudah dan tepat bersama Advomed.

Referensi:

- PubMed Central National Library of Medicine